Ayat- ayat Cinta
Berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an, cinta itu dibagi menjadi empat bagian:
- Ibadah, yaitu mencintai Allah dan mencintai apa-apa yang dicintai Allah
Dalil:
Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al Baqarah: 165)
- Syirik, yaitu mencintai selain Allah yang disertai dengan kerendahan diri dan pengagungan dalam hal-hal yang tidak layak diberikan kecuali kepada Allah
Dalil:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. (QS. Al Baqarah: 165)
- Maksiat, yaitu mencintai kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan
Dalil:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui. (QS. An Nur: 19)
4. Tabiat, yaitu mencintai sesuatu yang dibolehkan, seperti mencintai anak, keluarga, diri dan lain-lain
Dalil:
Cinta kepada Allah Subhanahu Wata’ala
Cinta yang terdapat di dalam hati setiap manusia adalah salah satu anugerah terindah dari Allah swt. Banyak sekali manusia yang mengungkapkan rasa cintanya, namun tidak pernah mencerminkannya, atau bahkan salah dalam mencerminkan rasa cinta itu sendiri. Dan tidak sedikit pula mereka yang salah dalam menempatkan rasa cintanya. Cinta kepada Allah adalah adalah sebaik-baik penempatan rasa cinta. Banyak orang yang mencari cinta sejati, namun mereka lupa bahwa cinta sejati hanyalah kepada Allah swt. Allah yang menciptakan rasa cinta dengan indah, Allah yang mengikat antara cinta yang satu dengan cinta yang lain, namun banyak manusia justru melupakan zat yang telah menciptakan rasa cinta itu sendiri. Tidak sedikitpun mereka memberikan rasa cintanya kepada Allah swt.
Bukankan Allah yang telah menciptakan rasa cinta lebih berhak untuk mendapatkan cinta? Apakah tidak pernah terbesit keinginan untuk senantiasa dicinta oleh Allah Yang Maha Mencinta, yang menciptakan rasa cinta, dan yang menaburi bumi dengan rasa cinta?
Seandainya kita sebagai umat muslim ditanya, “Apakah kamu mencintai Allah?”, maka niscaya hampir semua jawaban akan berbunyi, “Ya”. Namun ketika kita ditanya, “Apakah tandanya kalau kamu mencintai Allah?”, “Apa buktinya kamu mencintai Allah?”, maka hanya sedikit sekali yang mampu menjawabnya, dan sebagian besar hanya terdiam tanpa kata. Orang-orang yang mencintai Allah adalah layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Bagaimanakah orang yang sedang jatuh cinta itu? Ia akan selalu merasakan kerinduan, selalu ingin bertemu, rela berkorban, cemburu, selalu ingin memenuhi keinginan kekasihnya, dan sebagainya. Begitu pulalah hendaknya orang yang mengaku telah mencintai Allah.
Orang-orang yang mengaku mencintai Allah swt, minimal harus memiliki rasa-rasa sebagai berikut:
1. Kangen dan selalu ingin bertemu
Bila jatuh cinta kepada seorang pria atau wanita akan menimbulkan rasa rindu, maka begitu pulalah hendaknya seseorang yang mengaku mencintai Allah swt. Orang yang telah jatuh cinta kepada Allah juga harus memiliki rasa rindu untuk selalu bertemu dengan-Nya. Tidak akan tenang ia sebelum bertemu dengan Allah. Dan kerinduan ini kemudian akan terwujud dalam kualitas dan kuantitas ibadahnya.
2. Selalu ingat
“Mau makan ingat kamu, mau minum ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau apapun selalu ingat kamu.” Itulah kata-kata yang biasa terlontar dari mulut para pecinta, sebagai tanda bahwa ia sangat menyinta. Demikianlah hendaknya ketika seseorang telah jatuh cinta kepada Allah swt, kapanpun dan dimanapun ia akan selalu ingat kepada Allah, dengan cara berdzikir, baik dzikir lisan, perbuatan, maupun dzikir di dalam hati.
3. Malu-malu
Jika seorang wanita merasa sedang dipandangi oleh kekasihnya, biasanya akan muncullah sifat malu-malu darinya, malu tapi mau. Dan seseorang yang mencintai Allah pun akan merasa malu manakala ia hendak melakukan kemaksiatan, karena ia merasa bahwa Allah senantiasa memperhatikan dan mengawasinya.
4. Menuruti kemauannya
Bagi seseorang yang sedang jatuh cinta biasanya mengenal istilah, “Yang nggak ada diada-adain, yang nggak bisa dibisa-bisain”. Maksud dari istilah tersebut adalah sang pecinta akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti kemauan dan memberikan segala apa yang diinginkan oleh kekasihnya. Dan bagi seseorang yang telah jatuh cinta kepada Allah swt, maka ia akan selalu berusaha pula untuk selalu menuruti kemauan-Nya, yaitu melaksanakan segala apa yang diperintah-Nya dan menjauhi segala apa yang menjadi larangan-Nya. Selalu berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik untuk Allah swt.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah padaKu. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pemberi Rezki Yang Memiliki kekuatan lagi Maha Kokoh.” (QS. Adz-Dzaariyat: 56-58).
5. Mencintai apa yang dicintai Allah swt
Ciri-ciri lain dari orang yang sedang jatuh cinta adalah mencintai segala apa yang juga dicintai oleh kekasihnya. Jika ia membenci apa yang dicintai kekasihnya, maka ia telah menyakiti, mengecewakan dan membuat kekasihnya marah. Demikian pula cinta kepada Allah swt, jika kita membenci apa yang Allah swt cintai, maka sama saja kita telah menyakiti dan membuat Allah swt murka.
6. Rela berkorban
Bukanlah suatu hal yang aneh bahwa salah satu bentuk realisasi dari rasa cinta yang bersarang di dada adalah melalui pengorbanan. Jihad fiisabilillah, menuntut ilmu agama, amar ma’ruf nahi munkar, adalah beberapa contoh bentuk pengorbanan.
7. Bergetar hatinya jika mendengar nama kekasihnya
Inilah ciri-ciri lain dari orang yang sedang jatuh cinta. Ketika ia mendengar nama orang yang sangat ia cintai (kekasihnya), maka bergetarlah hatinya. Rasa semacam inipun hendaknya ada di dalam hati para pecinta Allah manakala ia mendengar nama-Nya. Kemudian bertambahlah rasa cintanya kepada Allah swt.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal: 2)
8. Sabar
Seseorang akan senantiasa bersabar manakala menghadapi kekasih tersayangnya, dengan segala kerewelan dan kemanjaannya. Ia akan selalu menuruti kemauan dan memenuhi permintaannya dengan penuh kesabaran. Bahkan, ketika ia merasa permintaan itu sangat berat, ia akan tetap berusaha untuk memperjuangkannya. Kesabaran semacam inilah yang seharusnya juga dimiliki oleh para pecinta Allah swt, sebuah kesabaran yang akan menuntunnya pada sebuah ketaatan hanya kepada Allah swt.
Itulah ciri-ciri yang seharusnya terdapat pada orang-orang yang mengaku cinta kepada Allah swt. Semakin ciri-ciri tersebut berkurang, maka semakin berkurang pulalah rasa cintanya kepada Allah swt. Dan ketika ciri-ciri tersebut sudah tidak ada sepenuhnya dari dirinya, maka ia bukanlah termasuk orang-orang yang mencintai Allah swt.
Cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
Allah Ta'ala berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Ayat ini menerangkan bahwa tanda dari kecintaan kita kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwa mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sarana untuk mendapatkan kecintaan dan ampunan dari Allah Ta'ala.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" Seseorang di antara kamu belum beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kedua orangtua, anaknya dan seluruh manusia." HR. Bukhari dan Muslim.
dalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat akhlak yang mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba akan takut kepadanya, dan barangsiapa yang bergaul dengannya maka dia akan mencintainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan risalahnya, memberi nasihat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka beberapa hati manusia bersama para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menyampaikan kepada kita agama Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan bid'ah dan khurafat, dan tidak perlu ditambah atau dikurangi.
Allah berfirman :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. QS. 5:3)
Oleh karenanya, ikutilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan yang kita miliki dan janganlah menambah-nambah atau membuat syari'at yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula pernah dikerjakan oleh para sahabatnya, dengan demikian mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang benar dalam keimanan mereka kepada-Nya sehingga Allah memenuhi janji-Nya kepada mereka.
Allah berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)
Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi untuk melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang shahih, melaksanakan hukum dengan berpegang teguh kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan pendapat orang atas keduanya.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)
CINTA DAN JENIS-JENISNYA
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam Agama Allah) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RasulNya.
Cinta berikutnya adalah cinta yang terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi, hubungan kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.
Diantara jenis cinta lainnya yakni cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi yaitu al-mahabbah al-'ardiyah-- akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya dari orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apa yang diinginkannya darimu.
Bahan Bacaan:
- Al Qur’an Al Karim
- Shahih Bukhari dan Muslim
- Zadul Ma'ad Fi Hadyi Khairi Ibad, Juz 4, halaman 265-274, Penulis Ibnu Qayyim Al-Jauziah
- At Tauhid Al Muyassar
- Dan lain-lain
0 komentar:
Posting Komentar